Buku ini di berikan kepada anggota ETE
agar dapt mempelajari Satera Jontal dan dapat menyalurkannyakepada
masyarakat umum.
|
Di Susun Oleh :Yoga Adi
Septiyan (Yogha_Ajha)
SEJARAH SATERA
JONTAL
Satera jontal merupakan alat
komunikasi yang diwujudkan berbentuk lambang, yang di mana setiap lambang tersebut memiliki
arti sendiri. Dinamakan satera jontal, karena tulisan in banyak
dituliskan di atas Jontal Atau Daun Lontar. dan Satera
merupakan sastera dalam bahasa Indonesianya. Daun lontar merupakan
tanaman yang banyak tumbuh didataran sumbawa. Untuk menulis
Satera
Jontal bukan
menggunakan tinta, namun bara apilah yang digunakan untuk menggores permukaan
lontar tersebut sehingga berbentuklah kalimat.
Peninggalan Satera Jontal masih ada di Sumbawa, dan itu merupakan barang sejarah yang harus di lestarikan. Yang sangat disayangkan adalah generasi muda sumbawa sekarang masih awam dengan satera jontal ini.
A. Hijaz HM, mengatakan Hasil penulisan satera jontal yang ditulis dalam sisir daun lontar, disusun tiga yang dinamakan Bumung. Cerita dari nenek moyang secara turun temurun, tulisan-tulisan di bumung tersebut berisikan cerita mengenai gelar dan keturunan kerajaan, Dea Datu, syair pujian ( lawas pamuji), semacam mantera untuk ilmu kebatinan ( pangeto), dan segala macam nasehat-nasehat untuk kehidupan.
Menurutnya, Satera Jontal ini dibawa oleh pedagang dari bugis makasar. Namun dalam perkembangannya, pengucapan dan logatnya mengalami perubahan sesuai dengan kegunaan dan wilayah masing-masing, sehingga ada satera jontal Ano Rawi (KSB) dan Ano Siyop ( Sumbawa timur). Namun demikian tidak ada perdebetan tentang Satera Jontal karena para ahli bahasa Sumbawa sepakat bahwa perbedaan tersebut adalah kekayaan budaya tana Samawa.
Peninggalan Satera Jontal masih ada di Sumbawa, dan itu merupakan barang sejarah yang harus di lestarikan. Yang sangat disayangkan adalah generasi muda sumbawa sekarang masih awam dengan satera jontal ini.
A. Hijaz HM, mengatakan Hasil penulisan satera jontal yang ditulis dalam sisir daun lontar, disusun tiga yang dinamakan Bumung. Cerita dari nenek moyang secara turun temurun, tulisan-tulisan di bumung tersebut berisikan cerita mengenai gelar dan keturunan kerajaan, Dea Datu, syair pujian ( lawas pamuji), semacam mantera untuk ilmu kebatinan ( pangeto), dan segala macam nasehat-nasehat untuk kehidupan.
Menurutnya, Satera Jontal ini dibawa oleh pedagang dari bugis makasar. Namun dalam perkembangannya, pengucapan dan logatnya mengalami perubahan sesuai dengan kegunaan dan wilayah masing-masing, sehingga ada satera jontal Ano Rawi (KSB) dan Ano Siyop ( Sumbawa timur). Namun demikian tidak ada perdebetan tentang Satera Jontal karena para ahli bahasa Sumbawa sepakat bahwa perbedaan tersebut adalah kekayaan budaya tana Samawa.
Contoh Aksara Bugis Dan Satera Jontal
Seiring perkembanganya IPTEK, Satera Jontal di Sumbawa saat ini hampir punah. Budayawan muda Sumbawa Syukri Rahmat S.Ag merasa prihatin, Karena sebagian besar masyarakat Sumbawa tidak mengenali huruf daerahnya dan tidak paham sama sekali yang namanya Satera Jontal.
Dalam Kaitannya dengan Budaya dan Pariwisata, Pemerintah harus membuat Trade mark atau khas Sumbawa yang tidak ada di Daerah lain. Hal ini dimaksudkan agar tamu yang datang ke Sumbawa, ketika melihat Sumbawa, melihat sesuatu yang baru, melihat sesuatu yang unik yang tidak terdapat di Daerah lain.
Contoh Satera Jontal
Contoh Tulisan Satera Jontal Sumbawa
MEMPELAJARI SATERA JONTAL
Sebenarnya
bila kita ingin mempelajari Satera Jontal ini sangat gampang, namun hanya saja
kita jarang di kenalkan atau melihat Satera Jontal di dalam kehidupan kita.
Maka dari sekarang kita akan belajar Satera Jontal.
Ni ada beberapa contoh SATERA JONTAL yang bisa kita pelajari dengan mudah
Add caption |
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda